menu

Jumat, 10 Agustus 2012

Artikel 4 - Dampak Globalisasi Dalam Perubahan Sosial Budaya Siswa SMP

DAMPAK GLOBALISASI DALAM PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA SISWA SMP

ABSTRACT
Events in addressing the development of the times like these, many cultural threat in the form of freedom That comes from outside. When too much freedom, then the values ​​and norms of the local culture, especially religious values ​​will this freedom is threatened. In here is not freedom of thought, freedom of expression for the sake of social control, but the freedom That leads to physical satisfaction, selfishness, and Hedonism.
Through civic education the expected negative impact of globalization can be avoided, so That in the era of globalization do not lose the character and identity of the students and the general identity of the nation of Indonesia.

KEY WORDS: globalization, the impact

A.    PENDAHULUAN
Di Era globalisasi dewasa ini sudah menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh setiap bangsa dan Negara, tidak terkecuali Indonesia termasuk juga dikalangan anak-anak SMP. Proses interaksi sosial saling pengaruh-mempengaruhi, bahkan  terjadi pergesekan kepentingan antar–bangsa  dalam pergaulan dunia. Perubahan yang terjadi dengan cepat dan mencakup masalah yang semakin kompleks.
Batas-batas teritorial antar Negara sudah tidak lagi menjadi pembatas bagi kepentingan masing-masing bangsa dan negara.
Dibidang ekonomi terjadi persaingan yang semakin ketat, sehingga semakin mempersulit posisi negara-negara miskin. Sementara  itu dalam bidang politik, sosial budaya, dan pertahanan keamanan terjadi pula pergeseran nilai, misalnya globalisasi di bidang politik tampak bahwa dengan demokrasi dan HAM telah dijadikan ukuran dunia internasional untuk menentukan apakah negara tersebut dinilai sebagai negara beradab atau bukan. Dalam faktor-faktor  perubahan sosial budaya  tersebut  secara langsung atau tidak langsung akan memberikan dampak negatif dan positif.

B.     DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PERUBAHAN SOSIAL ANAK
1.      Dampak Globalisasi adalah akibat yang timbul dari perkembangan/perubahan yang terjadi  diberbagai bidang kehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Perubahan yang terjadi  dalam kehidupan  bermasyarakat dapat dilihat  pekerjaan, maupun tempat tinggal yang berbeda. Sedangkan  dalam kehidupan berbangsa dan bernegara  dapat lihat dari yang paling kecil, yaitu: keluarga, suku bangsa, dan bangsa, serta keaspek kenegaraan yang meliputi infrastruktur dan suprastruktur.
2.      Dampak Globalisasi dalam bidang Ekonomi dapat dilihat dalam sistem  kapitalisme pasar bebas, yang mana sebagian besar sarana produksi  dan distribusi dimiliki oleh individu, modal diinvestasikan kedalam berbagai usaha untuk menghasilkan laba. Dalam perkembangan  sistem kapitalisme, karena timbulnya persaingan tidak sehat dan mengabaikan unsur etika dan moral. Dimana yang modalnya kuat akan menguasai  modal yang lemah.
3.      Dampak Globalisasi dalam bidang sosial budaya perubahan pada pola kerja, terjadinya pergeseran nilai kehidupan dalam masyarakat. Dikalangan  generasi  muda banyak yang kehilangan jati dirinya, seperti yang terjadi pada lingkungan SMP. Mereka berlomba-lomba meniru  gaya  hidup ala barat yang tidak cocok diterapkan di Indonesia. Namun dalam sisi lain globalisasi juga dapat mempercepat perubahan pola kehidupan bangsa. Seperti melahirkan pranata-pranata atau lembaga-lembaga sosial  baru sperti Lembaga swadaya Masyarakat (LSM), Perkembangan pakaian,seni, teknologi dan ilmu pengetahuan.
4.      Dampak  Globalisasi  dalam bidang politik ditandai dengan  adanya perubahan sistem kepartaian, sehingga memunculkan  partai-partai baru, yang menyebabkan kesadaran akan perlunya jaminan perlindungan hak asasi manusia (HAM).
Dari dampak globalisasi diatas terhadap perubahan sosial budaya pada siswa SMP dapat dilihat dari berbagai aspek antara lain sebagai berikut:
a.       Dari segi  positifnya tampak  dari berbagai aspek kehidupan seperti : cara berpakaian, model rambut, cara berbicara, cara bergaul, cara berkomunikasi, serta berkembangnya ilmu pengetahuan  dan teknologi.
b.      Dari segi negatif perubahan sangat menonjol dalam tata cara pergaulan, sikap, dan tingkah laku  yang sudah tidak lagi mencerminkann ilai-nilai peradaban, yang menyebabkan hancurnya moralitas sebagai anak bangsa Indonesia. Dalam hal ini dapat dilihat dengan adanya alat komunikasi seperti: TV, parabola, telepon, VCD, DVD, serta Internet yang membuat kita dengan mudahnya berhubungan dengan dunia luar. Dengan alat-alat komunikasi tersebut kita dapat menyaksikan tayangan yang tidak seharusnya dilihat apalagi bagi kalangan anak-anak, apalagi tayangan tersebut sering kali menayangkan adengan kekerasan dan lebih berkesan di benak anak-anak dibandingkan dengan kelemahlembutan dan kasih sayang. Dikalangan  tertentu ada anggota masyarakat yang merasa  naik gengsinya jika mengikuti gaya hidup global. Biasanya kelompok ini mempunyai gaya tersendiri dalam mendefinisikan keperluan sehari-hari misalnya: kemana harus nonton, ke mana harus makan, kemana harus jalan-jalan dan sebagainya. Dalam kondisi seperti  ini, banyak ancaman budaya berupa kebebasan  yang datang  dari luar. Ketika kebebasan  berlebihan itu, maka nilai-nilai dan norma budaya lokal, terlebih lagi nilai agama akan terancam.Dalam hal ini kebebasan disini bukan kebebasan berfikir,kebebasan menyampaikan pendapat demi control sosial, namun kebebasan yang menjurus pada kepuasan lahiriah, egoisme, dan hedonisme. Akibat negatif  dari kebebasan seperti inilah yang kemudian berupa  kebebasan penyalahgunaan narkoba, kebebasan sex, kebebasan minuman keras dan sejenisnya. Hal ini perlu disikapi bahwa globalisasi sebagai tantangan  bagi Indonesia. Namun demikian globalisasi juga  sebagai peluang bagi Indonesia, terutama  nilai-nilai dan praktik yang positif, misalnya budaya disiplin, kebersihan, tanggung jawab, kompetisi, kerja keras, menghargai waktu, penghargaan terhadap orang lain, terpanggil untuk membantu orang lain yang membutuhkan bantuan kita, demokrasi, egalitarianisme dan sebagainya. Disinilah  seharusnya agama dan pancasila mampu memberikan bimbingan ke arah yang baik. Dalam menyikapi  globalisasi  dengan filter  pancasila diera globalisasi ini pergesekan dan saling mempengaruhi antar nilai-nilai budaya tidak bisa dihindarkan. Untuk itu, bangsa Indonesia bukan saja harus mampu bertahan, namun juga harus mampu berperan aktif. Kalau peran ” bertahan“ ada kemungkinan akan menimbulkan isolasi, ketertutupan dan inferiority, peran “aktif“ (usaha memengaruhi) akan menghasilkan keterbukaan dan superiority. Bangsa Indonesia  hendaknya mampu menyelamatkan  bangsanya dari dampak negatif  globalisasi. Dalam perkembangan globalisasi  sekarang ini, maka bangsa Indonesia  harus memiliki sikap  selektif  terhadap   pengaruh  globalisasi   di berbagai  bidang diantaranya:
a.       Bidang ekonomi  ditandai adanya liberalisasi ekonomi serta perdagangan bebas. Adapun cara seperti ini akan berdampak terhadap negara miskin, yang mana negara akan semakin tergantung pada negara maju.
Di Indonesia  Ekonomi Pancasila sebagai  solusi. Sistem ekonomi pancasila ditopang oleh lima pilar yang membentuk satu kesatuan sistem  yang bersifat holistik. Sila Ketuhanan dan Kemanusiaan adalah dasar (landasan) sistemnya, sila Persatuan dan Kerakyatan merupakan cara (operasionalisasinya) dan sila Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia merupakan  tujuan yang hendak dicapainya. Mengacu pada rumusan ekonomi pancasila, Prof. Mbyarto maka dapat dikemukakan pilar sistem ekonomi pancasila meliputi ekonomika etik dan ekonomika humanistic (dasar), nasionalisme ekonomi dan demokrasi ekonomi (cara/metode operasionalisasi), dan ekonomi berkeadilan sosial (sebagai tujuan).
b.      Bidang politik isu yang menonjol adalah tentang hak asasi manusia, demokrasi, dan keterbukaan.
c.       Bidang sosial budaya ditandai dengan gaya hidup yang matrialistis, hedonis, individualis dan sekuler yang tidak sesuai dengan norma yang berlaku di Indonesia sebaiknya dihindari.


Melihat dari dampak globalisasi yang semakin kompleks  tersebut diatas dalam perubahan masalah  sosial budaya yang  sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan  siswa sekarang ini, maka  sikap terpenting bagi bangsa Indonesia adalah:
a.       Menyaring kebudayaan dari negara lain,dengan tujuan agar nilai-nilai budaya kita tidak hilang/tergeser oleh nilai-nilai budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
b.      Menerima kebudayaan asing yang sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
c.       Menerima berbagai bentuk sumbangan dari negara lain yang berkaitan dengan nilai-nilai kemanusiaan,asal tidak dengan syarat tertentu.
d.      Membuka peluang  pangsa pasar, penanaman modal asing guna menambah devisa negara,  dengan tujuan dalam dalam rangka  pemenuhan kebutuhan perekonomian masyarakat.
e.       Menerima berbagai  masukan Ilmu pengetahuan dan tegnologi (IPTEK ) guna menambah wawasan yang lebih luas demi kemajuan dan perkembangan dalam dan luar negeri sesuai dengan perkembangan zaman.

C.    PENUTUP
Di era globalisasi sekarang ini menuntut peran serta aktif orang tua demi eksistensi pertumbuhan sosial anak di usia SMP.Globalisasi yang merupakan suatu proses tatanan masyarakat yang bersifat mendunia dan tidak mengenal batas wilayah, akan memberikan dampak baik yang bersifat, positif, maupun yang bersifat negatif.
Dampak globalisasi yang tidak bisa di pungkiri ini tidak terelakkan juga di kalangan para pelajar SMP,dalam upaya menyikapi dampak yang merugikan bagi siswa sudah sepantasnya guru atau sekolah mengantisipasinya.Dengan melalui pendidikan kewarganegaraan diharapkan dampak negatif globalisasi dapat dihindari,sehingga di era globalisasi tidak kehilangan karakter dan jati diri siswa dan umumnya jati diri bangsa Indonesia.

 DAFTAR  PUSTAKA

Priyanto, ATS,dkk 2008, Contextual Teaching and Learning, Pendidikan Kewarganegaraan, Pusat Pembukuan Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta.

Murdiono, M 2007, Pendidikan Kewarganegaraan, Intan Pariwara, Klaten.

Subakdi 2007, Pendidikan Kewarganegaraan, Sekawan Cipta Karya, Surakarta.
PENYUSUN
KELOMPOK 4:
1.      Drs. SUWADJI
2.      MARIA RUPINA, S. Pd
3.      LINSA SARAGIH, S.Pd
4.      SUMIATI, S. Pd
5.      SUYATI, S. Pd
 

Artikel 3 - Penerapan Metode Snowball Throwing Dalam Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)

PENERAPAN METODE SNOWBALL THROWING DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN (PKn)

ABSTRACT
Learning Citizenship Education (Civics) is now no escape from the tendency of teacher centered learning process. Such conditions would make the learning process is only controlled by the teacher. Moreover, learning Civics is a subject full of material that students are required to have a holistic understanding of the material presented to the teacher.
Not optimal learning outcomes related to Civics is the author seeks to apply the Snowball Throwing learning model as an alternative means of learning that lead to active learning, creative, effective, and fun.
The method is an important aspect in the advancement of education. How to teach using a variety of techniques that will increase student interest and will enhance their learning outcomes. By taking, giving students the opportunity to participate in the delivery of opinions, learn to take decisions, working in groups, and create reports, will bring the real atmosphere of learning, so that the cognitive, psychomotor effective and achievable.
Snowball etymologically means snowballs, while throwing it means throwing. Snowball Throwing a whole can be interpreted throwing snowballs. Snowball Throwing in learning, a snow ball of paper containing the questions made by students kemudiandilempar to his own to answer.
A series of activities Snowball Throwing application method is a reflection of the system Tandur Grow (give apperception), Natural (answering a question that is taught), Name (concluding material), Demonstrate (do Snowball Throwing), Repeat (summarized in the learning material), and Celebrate (giving reward).

KEY WORDS: Learning methods, Snowball Throwing In Learning

PENDAHULUAN
Makna dan hakikat belajar diartikan sebagai proses membangun makna/ pemahaman terhadap informasi dan/atau pengalaman. Proses membangun makna tersebut dapat dilakukan sendiri oleh siswa atau bersama orang lain. Proses itu disaring dengan persepsi, pikiran (pengetahuan awal), dan perasaan siswa (Sidi, 2004:4). Belajar bukanlah proses menyerap pengetahuan yang sudah jadi bentukan guru. Buktinya, hasil ulangan siswa berbeda-beda padahal mendapat pengajaran yang sama, dari guru yang sama, dan pada saat yang sama.
Pembelajaran yang bermakna akan membawa siswa pada pengalaman belajar yang mengesankan. Pengalaman yang diperoleh siswa akan semakin berkesan apabila proses pembelajaran yang diperolehnya merupakan hasil dari pemahaman dan penemuannya sendiri. Dalam konteks ini siswa mengalami dan melakukannya sendiri. Proses pembelajaran yang berlangsung melibatkan siswa sepenuhnya untuk merumuskan sendiri suatu konsep. Keterlibatan guru hanya sebagai fasilitator dan moderator dalam proses pembelajaran tersebut.
Menurut Kurikulum Berbasis Kompetensi yang disempurnakan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan bahwa setiap individu mempunyai potensi yang harus dikembangkan, maka proses pembelajaran yang cocok adalah yang menggali potensi anak untuk selalu kreatif dan berkembang.
Namun kenyataan di lapangan belum menunjukkan ke arah pembelajaran yang bermakna. Para pendidik masih perlu penyesuaian dengan KTSP, para guru sendiri belum siap dengan kondisi yang sedemikian plural sehingga untuk mendesain pembelajaran yang bermakna masih kesulitan. Sistem pembelajaran duduk tenang, mendengarkan informasi dari guru sepertinya sudah membudaya sejak dulu, sehingga untuk mengadakan perubahan ke arah pembelajaran yang aktif, kreatif, menyenangkan agak sulit.
Berdasarkan pengamatan  terhadap proses pembelajaran PKn  diperoleh informasi bahwa selama proses pembelajaran, guru belum memberdayakan seluruh potensi dirinya sehingga sebagian besar siswa belum mampu mencapai kompetensi individual yang diperlukan untuk mengikuti pelajaran lanjutan. Beberapa siswa belum belajar sampai pada tingkat pemahaman. Siswa baru mampu menghafal fakta, konsep, prinsip, hukum, teori, dan gagasan inovatif lainnya pada tingkat ingatan, mereka belum dapat menggunakan dan menerapkannya secara efektif dalam pemecahan masalah sehari-hari yang kontekstual.
Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) juga tidak luput dari kecenderungan proses pembelajaran teacher centered. Kondisi demikian tentu membuat proses pembelajaran hanya dikuasai guru. Apalagi pembelajaran PKn merupakan mata pelajaran sarat materi sehingga siswa dituntut memiliki pemahaman yang holistik terhadap materi yang disampaikan guru.
Terkait belum optimalnya hasil belajar PKn maka penulis berupaya untuk menerapkan model pembelajaran Snowball Throwing sebagai salah satu alternatif pembelajaran bermakna yang bermuara pada pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.

KAJIAN TEORI
A.    Pengertian Metode Snowball Throwing
           1.      Metode dalam Pembelajaran
Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (2007:585), menjelaskan bahwa metode adalah cara yang telah diatur dan berpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya. Pembelajaran menurut Is Joni (2009 : 11) adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa bukan dibuat oleh siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belaar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik.
Pihak-pihak yang terkait dalam pembelajaran adalah pendidik (perseorangan dan/atau kelompok) serta peserta didik (perseorangan, kelompok dan atau komunitas)yang berinteraksi edukatif antara satu dengan lainny. Isi kegiatan adalah bahan (materi) belajar yang bersumber dari kurikulum suatu program pendidikan. (Is Joni, 2009 : 11).
Menurut Oxford (1990) metode pembelajaran merupakan cara kongkrit yang dipakai oleh pembelajar agar lebih baik, lebih cepat, lebih menyenangkan, lebih mandiri, berhasil lebih baik dan mampu menyelesaikan dengan cepat ketika menghadapi situasi belajar yang baru. Dengan kata lain metode pembelajaran adalah prosedur, urutan, langkah-langkah dan cara yang digunakan pengajar dalam pencapaian tujuan belajar.
Adapun pengertian metode belajar menurut Mizayaki (2002 ; 29) adalah sebagai berikut :
a.       Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan oleh siapa, untuk siapa, dan untuk keperluan apa.
b.      Metode pembelajaran yaitu suatu pernyataan mengenai bagaimana membuat siswa bisa mandiri dan bersungguh-sungguh saat belajar.
c.       Metode pembelajaran yaitu cara atau pengelolaan yang digunakan untuk mendapatkan informasi, mengolah informasi dan melakukan uji coba atas informasi yang telah didapat.
d.      Metode pembelajaran yaitu cara untuk mengajak belajar atau cara yang digunakan untuk memahami informasi yang telah didapatkan.
Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan metode bersifat prosedural yang diperlukan pendidik untuk dapat membantu atau menggerakkan proses belajar mengajar.
Metode merupakan aspek yang penting dalam kemajuan pendidikan. Cara mengajar yang menggunakan tekhnik yang beragam akan memperbesar minat belajar siswa dan akan mempertinggi hasil belajarnya. Dengan mengajak, memberi kesempatan siswa untuk ikut serta dalam penyampaian pendapat, belajar mengambil keputusan, bekerja dalam kelompok, dan membuat laporan, akan membawa suasana belajar yang sesungguhnya, sehingga aspek kognitif, efektif dan psikomotor dapat tercapai.
             2.      Snowball Throwing
a.      Pengertian Menurut Para Ahli
Snowball secara etimologi berarti bola salju, sedangkan throwing artinya melempar. Snowball Throwing secara keseluruhan dapat diartikan melempar bola salju. Dalam pembelajaran Snowball Throwing, bola salju merupakan kertas yang berisi pertanyaan yang dibuat oleh siswa kemudiandilempar kepada temannya sendiri untuk dijawab.Menurut Bayor (2010), Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran aktif (activelearning) yang dalam pelaksanaannya banyak melibatkan siswa. Peran guru di sini hanya sebagaipemberi arahan awal mengenai topik pembelajaran dan selanjutnya penertiban terhadap jalannyapembelajaran.
Menurut Saminanto (2010:37) “Metode Pembelajaran Snowball Throwing disebut juga metode pembelajaran gelundungan bola salju”. Metode pembelajaran ini melatih siswa untuk lebih tanggap menerima pesan dari siswa lain dalam bentuk bola salju yang terbuat dari kertas, dan menyampaikan pesan tersebut kepada temannya dalam satu kelompok.
Snowball Throwing adalah paradigma pembelajaran efektif yang merupakan rekomendasi UNESCO, yakni: belajar mengetahui (learning to know), belajar bekerja (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live together), dan belajar menjadi diri sendiri (learning to be) (Depdiknas, 2001:5).
Snowball throwing adalah suatu metode pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh. (Arahman, 2010: 3).
Metode pembelajaran snowball throwing adalah suatu metode pembelajaran yang diawali dengan pembentukan kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh (Kisworo, dalam Mukhtari, 2010: 6).
Model Pembelajaran Snowball Throwing adalah suatu tipe Model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini menggali potensi kepemimpinan murid dalam kelompok dan keterampilan membuat-menjawab pertanyaan yang di padukan melalui permainan imajinatif membentuk dan melempar bola salju (Komalasari: 2010)
b.      Langkah-Langkah Pelaksanaan Snowball Throwing
Menurut Suprijono (2009:128) dan Saminanto (2010:37), langkah-langkah pembelajaran metode snowball throwing adalah:
1)      Guru menyampaikan materi yang akan disajikan, dan KD yang ingin dicapai.
2)      Guru membentuk siswa berkelompok, lalu memanggil masing-masing ketua kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi.
3)      Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
4)      Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas kerja, untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.
5)      Kemudian kertas yang berisi pertanyaan tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain selama ± 5 menit.
6)      Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7)      Evaluasi
8)      Penutup
Untuk melaksanakan model pembelajaran dengan menggunakan Snowball Throwing, pendidik perlu melakukan beberapa persiapan. Persiapan/ langkah  yang harus dilakukan adalah :
1)      Guru menyiapkan pertanyaan-pertanyaan minimal 25 pertanyaan singkat, lebih banyak lebih baik
2)      Guru menyiapkan bola kecil (bisa bola karet atau bola kain), yang akan di gunakan sebagai alat lempar
3)      Guru menerangkan cara bermain Snowball Trowing kepada siswa
Aturan  atau cara bermain snowball trowing adalah sebagaimana diterangkan berikut ini;
1)      Guru melemparkan bola secara acak kepada salah satu siswa
2)      Siswa yang mendapatkan bola melemparkannya ke siswa yang lain, boleh secara acak atau secara sengaja
3)      Siswa yang mendapatkan bola dari temannya melemparkannya kembali ke siswa lainnya
4)      Siswa ketiga /siswa terakhir, berkewajiban untuk mengerjakan  soal yang telah disiapkan oleh guru
5)      Mengulangi terus metode di atas, sampai soal yang disediakan habis atau waktu habis
Ø  Guru memulai dengan melemparkan bola kepada siswa secara acak
Ø  Siswa melemparkannya kembali ke arah siswa yang lain, sesuai dengan peraturan yang telah dijelaskan sebelumnya
Ø  Siswa terakhir yang menerima bola harus menjawab pertanyaan nomor satu
Ø  Guru membenarkan jika jawaban salah, menegaskan apabila kurang pas dan menerangkan / membahas soal yang baru saja dijawab

B.     Kelebihan Metode Snowball Throwing
Metode Snowball Throwing mempunyai beberapa kelebihan yang semuanya melibatkan dan keikutsertaan siswa dalam pembelajaran. Kelebihan dari metode snowball throwing adalah :
     1.      Suasana pembelajaran menjadi menyenangkan karena siswa seperti bermain dengan melempar bola kertas kepada siswa lain.
     2.      Siswa mendapat kesempatan untuk mengembangkan kemampuan berpikir karena diberikesempatan utk membuat soal dan diberikan pada siswa lain.
     3.      Membuat siswa siap dengan berbagai kemungkinan karena siswa tidak tahu soal yang dibuat temannya seperti apa.
     4.      Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran
     5.      Pendidik tidak terlalu repot membuat media karena siswa terjun langsung dalam praktek
     6.      Pembelajaran menjadi lebih efektif
     7.      Ketiga aspek yaitu aspek koknitif, afektif dan psikomotor dapat tercapai

C.    Kelemahan/Kekurangan Metode Snowball Throwing
Disamping terdapat kelebihan tentu saja metode Snowball Throwing juga mempunyai kekurangan. Kelemahan dari metode ini adalah           :
     1.      Sangat  bergantung  pada kemampuan siswa  dalam memahami materi sehingga apa yang dikuasai siswa hanya sedikit. Hal ini dapat dilihat dari soal yang dibuat siswa biasanya hanya seputar materi yang sudah dijelaskan atau seperti contoh soal yang telah diberikan.
    2.      Ketua kelompok yang  tidak  mampu  menjelaskan  dengan  baik  tentu  menjadi  penghambat bagi anggota lain untuk  memahami  materi sehingga diperlukan waktu yang  tidak  sedikit  untuk siswa mendiskusikan materi pelajaran.
   3.      Tidak ada kuis individu maupun penghargaan kelompok sehingga siswa saat berkelompok kurang  termotivasi untuk bekerja sama. tapi tdk menutup kemungkinan bagi guru untuk menambahkan pemberiaan kuis individu dan penghargaan kelompo
     4.      Memerlukan waktu yang panjang
     5.      Murid yang nakal cenderung untuk berbuat onar
     6.      Kelas sering kali gaduh karena kelompok dibuat oleh murid.
Tetapi kelemahan dalam penggunaan metode ini dapat tertutupi dengan cara :
    1.      Guru menerangkan terlebih dahulu materi yang akan didemontrasikan secara singkat dan jelas disertai dengan aplikasinya
    2.      Mengoptimalisasi waktu dengan cara memberi batasan dalam pembuatan kelompok dan pembuatan pertanyaan
     3.      Guru ikut serta dalam pembuatan kelompok sehingga kegaduhan bisa diatasi
    4.      Memisahkan group anak yang dianggap sering dianggap sering membuat gaduh dalam kelompok yang berbeda
    5.      Tapi tidak  menutup  kemungkinan  bagi  guru  untuk  menambahkan pemberiaan kuis individu dan penghargaan kelompok

PENUTUP
Penerapan model pembelajaran  Snowball Throwing merupakan salah satu wujud aplikasi pembelajaran bermakna dalam mata pelajaran Pkn. Melalui model pembelajaran  Snowball Throwing, siswa dilibatkan secara holistik baik aspek fisik, emosional, dan intelektualnya.
Serangkaian kegiatan penerapan metode Snowball Throwing merupakan refleksi dari sistem Tandur yakni Tumbuhkan (memberikan apersepsi), Alami (menjawab pertanyaan yang diajarkan), Namai (menyimpulkan materi), Demostrasikan (melakukan Snowball Throwing), Ulangi (merangkum materi dalam pembelajaran), dan Rayakan (memberi reward).
Demikian tulisan ini dibuat semoga tulisan ilmiah ini dapat berguna untuk meningkatkan pembelajaran PKn pada khususnya dan mata pelajaran yang lain pada umumnya sehingga dapat menghasilkan out put siswa seperti yang kita harapkan  
           
DAFTAR PUSTAKA          
Adin. 2010. Model Pembelajaran Snowball  Throwing. Tersedia di
http://adinmuh2samarinda.blogspot.com. Diunduh pada Senin, 12 Juli 2012.
             
Anitah, W, Sri, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka

Asrori, Mohib. 2010. Penggunaan Model Belajar Snowball Throwing dalam Meningkatkan Keaktifan Belajar Menyimpulkan Isi Cerita yang Didengar pada Anak. Tersedia di
http://gurutrenggalek.blogspot.com/2010/09/penggunaan-model-belajar-                       snowball.html. Diunduh pada 7 Januari 2012.

Bobbi DePorter. 2002. Quantum Teaching. Boston: Allyn Bacon.

B. Suryosubroto. 1997. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2001. Buku 1 Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan Berbasis Sekolah.    
             Jakarta: Depdiknas.

.............2006. Standar Kompetensi Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Kurikulum    
            Berbasis Kompetensi. Jakarta : Puskur Balitbang Depdiknas.

Indra Jati Sidi. 2004. Pelayanan Profesional, Kegiatan Belajar-Mengajar yang Efektif.    
           Jakarta: Puskur  Balitbang Depdiknas.


Joni, Is. 2009. Model-model Pembelajaran

Mukhtari. 2010. Bab I Penerapan Metode Pembelajaran Snowball Throwing Dengan Penilaian Portofolio dalam Upaya Untuk Meningkatkan Pemahaman Materi Segitiga Siswa Kelas VII A Smp Islam 02 Pujon Tahun Pelajaran 2007/2008 . Tersedia di http://mukhtaribenk.blogspot.com/2010/10/bab-ii-penerapan-metode-pembelajaran.html. Diunduh Sabtu, 7 Januari 2012.

Nurdina, Tya. 2011. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan Snowball Throwing serta Contoh Penerapannya. Tersedia di
              http://tyanurdina.wordpress.com/2011/09/16/pembelajaran-kooperatif-tipe-stad-dan-snowball-throwing-serta-contoh-penerapannya/. Diunduh pada Minggu, 11 Juli 2012.

Nana Sudjana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja      
           Rosdakarya.

Uno, Hamzah B. 2007. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Widodo, Rachmad. 2009. Model Pembelajaran Snowball Throwing. Tersedia di http://wyw1d.wordpress.com/2009/11/09/model-pembelajaran-18-snowball-throwing/. Diunduh pada Selasa, 27 Desember 2011.

Mizayaki . 2002. Metode-Metode Pembelajaran

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1993. Garis-Garis Besar Program Pengajaran. Jakarta: Dirjen Pendasmen Direktorat Menengah Umum.

Yasyin, Sulchan. 1995. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Surabaya : Amanah.


PENYUSUN:
1.      SRI CAHYADI, SR. S.Pd          (GURU SMPN. 5 TELUK PAKEDAI)
2.      MARIANTI, S.Pd                       (GURU SMPN. 1 SUNGAI RAYA)
3.      PAHRI, S.Pd                               (GURU SMPN. 6 SUNGAI AMBAWANG)
4.      RUSMIYATIN, S.Pd                 (GURU SMPN. 2 RASAU JAYA)
5.      ROHANAH, S.Pd.I                     (GURU SMPN. 4 SUNGAI KAKAP)